Sabtu, 22 Agustus 2009

Jangan Terjebak Dalam Kerangka Negara (Diskusi Solgen 17 Agustus)

Jangan terjebak mengasosiasikan nasionalisme hanya dalam kerangka 'negara' dan 'identitas bangsa'. Sudah saatnya nasionalisme ditempatkan dalam pandangan lebih luas yang lebih pragmatis berdasarkan pertimbangan etis.

Hal ini terungkap dalam diskusi reguler Solar Generation, Senin (17/08) di Cimandiri 24, Cikini, Jakarta Pusat. Dalam artian, menjadi seorang nasionalis hari ini, tidak lagi sama dengan makna seorang nasionalis di zaman revolusi fisik tahun 45 dulu yang berperang melawan penjajah dan mencari jati diri bangsa. Nasionalisme kita hari ini, mestilah jadi nasionalisme yang mestinya peka sama persoalan-persoalan sosial dan lingkungan sekitar kita.


"Gue miris aja sama temen-temen yang gak bisa tidur karena Timnas Sepakbola Indonesia selalu gagal masuk ke pentas dunia, tapi mereka malah cuek aja ngeliat anak jalanan terlantar deket rumah atau masa bodo sama tetangga kita yang kelaparan," tegas Galih selaku pembicara diskusi.

Makanya gak heran juga kalo pandangan sempit macam gini yang bikin tema nasionalisme cuma jadi pemanis pas saat hari kemerdekaan aja. Selepas momen 17 Agustus, kita cenderung menghindarinya, melupakannya, mengabaikannya, bahkan malas menggalinya lebih dalam lagi.

Dihadiri sejumlah peserta yang kebanyakan dari kalangan muda, acara Solar Generation Indonesia ini adalah diskusi pertama dari rangkaian diskusi yang bakal digelar sepanjang akhir tahun 2009 ini.

Diskusi selanjutnya bakal digelar 5 September 2009, di tempat yang sama dengan tema Dekonsumsi dan Anak Muda. Adapun tema ini bakal dibawakan oleh M Fajri Siregar, alumnus Sosiologi UI yang kini aktif di www.deconsumption.org


Tidak ada komentar:

Posting Komentar